"Dan katakanlah, bekerjaah kalian, karena Allah dan Rasul-Nya akan melihat hasil kerja kalian" (At-Taubah: 105).
Anas bin Malik pernah bercerita.Rosulullah SAW pernah meminta seorang lelaki dari kalangan Anshar untuk menjual kekayaan terakhirnya berupa sehelai kain tebal yang dipakai sebagai selimut dan alas tidur, serta sebuah mangkuk besar untuk minum. Kedua barang itu dilelang oleh Rosulullah sehingga dia dapat hasil uang dua dirham. Uang itu separuh diberikan kepada keluarganya, dan separuh lagi untuk membeli kapak, buat mencari kayu bakar. Dua pekan kemudian, di datang kepada Nabi, sambil berkata, "Aku telah memiliki uang sepuluh dirham dari hasil menjual kayu bakar".
Lalu Nabi berkata, "pekerjaanmu ini lebih baik daripada kamu menjadi pengemis". Demikianlah salah satu cara Nabi mengentaskan ummatnya dari kemiskinan, dan agar tidak meminta-minta seperti pengemis.
Hikmah dari peristiwa di atas antara lain:
- Nabi melarang umatnya untuk mengemis atau meminta-minta, sebab perbuatan mengemis itu kelak akan membuat manusia berwajah cacat pada Hari Kiamat .
- Nabi mengajarkan kita untuk hidup mandiri melalui sumber-sumber yang ada dan memiliki skill yang bisa diandalkan.
Mereka memiliki, tapi saat yang sama juga memberi. Mereka begitu menyadari bahwa pada hari itu ada hak-hak orang lain yang mesti ditunaikan. Harta tidak hanya dinikmati diri sendiri saja. Berbuat baiklah, meski hanya berbagi sekantong kacang untuk kawan-kawan disekitar. Sesuatu yang kecil, kalau ikhlas akan bernilai disisi Allah.
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa suatu ketika seorang lelaki mendengar suara teriakan dari langit, "siramilah kebun si fulan", tidak lama kemudian langit mendung, lalu turun hujan. Air hujan jatuh di tanah yang bercampur bebatuan hitam, lalu air itu terbawa dalam saluran-saluran air di tanah tersebut. Ketika saluran air itu diikuti, ternyata ia berujung kesebuah kebun yang sedang digarap oleh seorang petani. Saat petani itu ditanya namanya siapa, ternyata eh ternyata suara itu persis seperti yang disebut oleh suara dari langit itu. Artinya air dari langit benar-benar mengalir ke kebun si fulan itu. Lalu petani itu ditanya tentang amalannya, sehingga ia mendapat keistimewaan dari langit. Dia menjawab."Sesungguhnya aku bersedekah dengan sepertiga hasil yang keluar dari tanah ini, sepertiganya lagi aku makan bersama keluargaku, dan sepertiga lainnya aku tanam kembali".(HR.Muslim).
Itulah pujian dari langit terhadap orang-orang yang memberikan hak-hak hartanya kepada makhluk yang ada di bumi.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar